Mujizat Itu Nyata oleh Rudy Salam


Sewaktu muda saya adalah seorang pelaut, di sebuah kapal turis berkeliling dunia.Pekerjaan itu membuat kehidupan saya diisi dengan hura-hura saja, mengikuti jiwa muda saya. Uang yang ada hanya habis untuk berfoya-foya dengan perempuan di setiap pelabuhan yang saya singgahi.

Kemudian suatu waktu saat sedang di daratan, adik saya Roy menawarkan saya untuk ikut bersama dia bermain film. Sehingga sejak saat itulah, saya berpindah haluan menjadikan aktor sebagai pilihan pekerjaan saya. Kehidupan dunia perfilman tidak berbeda jauh dengan pelaut di kapal pesiar, bahkan mungkin lebih tidak terkendali lagi.

Karena merasa mampu mendapatkan pekerjaan sebagai aktor dengan mudah, hal ini membuat saya juga menjadi meremehkan kehidupan. Jalan hidup saya seakan tanpa tujuan dan tidak ada artinya. Berbagai masalah timbul silih berganti, hanya karena hidup saya saat itu dekat dengan perzinahan dan perjudian. Semuanya habis sia-sia, semua uang saya habis entah kemana. Sementara keluarga saya sendiri hampir tidak pernah menikmati penghasilan dari bermain film.

Saya ingat, keluarga saya hidup sangat sulit walaupun nama saya cukup terkenal dalam dunia perfilman. Saya tidak menjadi ayah dan suami yang baik, dan tidak dapat mencukupi kehidupan keluarga. Kami tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap, hanya pindah-pindah kontrakan saja. Bahkan ada suatu masa dimana rumah yagng kami kontrak tidak punya kamar kecil, sehingga untuk buang air saja kami harus menumpang pada tetangga.

Saya tidak menyadari kesalahan saya pada saat itu, karena saya pikir menjalankan hidup itu, ya seperti ini, sehingga saya enjoy saja. Tetap berfoya-foya dan berjudi, walaupun hutang dimana-mana, dan keluarga hidup dalam kekurangan.

Tidak terpikirkan bahwa saya sedang hidup dalam dosa dan Tuhan tidak berkenan akan apa yang saya lakukan. Saya tidak mengenal Tuhan itu siapa, dan tidak berpikir bahwa pengenalan akan Tuhan itu sangat penting. Karena saya saat itu ke gereja seperti biasa, walaupun tidak rajin kegereja. Sehingga tidak menjawab kerinduan saya akan damai sejahtera yang datang dari Tuhan.

Sampai suatu hari saya bermimpi bertemu dengan seseorang yang berjubah merah datang pada saya. Rambut, wajahnya terlihat sangat kusut, dan dia juga terlihat sangat sedih. Lalu saya bilang padanya, sepertinya saya pernah melihat anda tapi saya lupa dimana. Dia menjawab, ya, kau mengenal Aku. Lalu saya bertanya lagi, kenapa wajahnya sangat susah seperti itu? Dia menjawab, itu karena Aku terlalu memikirkan kamu. Saya langsung terbangun dari mimpi itu dan menyadari bahwa orang yang saya baru lihat dalam mimpi itu adalah Tuhan Yesus. Saya menjadi menyesal, dan meminta ampun atas semua yang telah saya lakukan. Namun ternyata mimpi itu tidak menghentikan kebiasaan judi saya dan hal-hal jahat yang saya lakukan.

Pada tahun 1990, Roy mengadakan acara natalan di Salatiga. Kemudian saat acara natal dimulai, pendeta yang seharusnya berkhotbah belum datang juga. Kemudian datang kabar kalau pendetanya mendadak sakit. Roy dan para pengurus acara itu langsung menoleh pada saya, mereka meminta saya yang khotbah. Saya sangat terkejut, karena sebelumnya saya tidak pernah berkhotbah. Tapi ini keadaan darurat, maka saat itu sayapun berdoa sungguh-sungguh untuk Tuhan memberikan kemampuan saya berkhotbah. Dan ajaibnya entah kenapa, saya bisa berkhotbah dengan lancar saat itu.

Memang sebelumnya, Oma saya pernah mengatakan bahwa ia mendapat penglihatan bahwa saya akan menjadi seorang pendeta dan pergi berkhotbah. Tapi saya hanya tertawa menganggap itu sebuah hal yang lucu dan tidak mungkin terjadi. Tidak lama setelah itu, almarhum Melky Goeslaw juga pernah bertemu saya, dan berkata pada orang-orang sambil menubuatkan tentang saya, bahwa saya akan menjadi pengkhotbah. Saya bersikap sama pada beliau, saya pikir itu hanya sebuah lelucon. Tapi ternyata itu semua sungguh terjadi, sungguh besar kasih karuniaNya terhadap orang seperti saya ini.

Dan setelah itu saya mulai diundang kemana-mana untuk menjadi pengkhotbah di acara-acara gereja dan persekutuan. Namun sebenarnya tanpa orang ketahui hidup saya belum sungguh-sungguh didalam Tuhan. Saya belum mengerti apa itu Kelahiran Baru dan pertobatan sesungguhnya. Ditengah kegiatan tambahan saya sebagai pengkhotbah, saya masih kadang-kadang melakukan dosa saya yang lama, yaitu perzinahan dan perjudian. Saya sudah berusaha lepas, tapi masih sering jatuh lagi didalam dosa yang sama. Kedagingan saya masih sangat kuat dan berkuasa saat itu, sehingga mudah jatuh lagi dalam dosa.

Kemudian sampai tahun 2004 saya menderita sakit, karena depresi dan kelelahan. Bukan hanya depresi biasa, tapi saya hampir mati karenanya. Sepanjang hari saya menderita sakit kepala yang hebat, selalu ketakutan dan tidak dapat tidur di waktu malam. Saya pergi kedokter mereka hanya bilang saya depresi, dan tidak banyak membantu kecuali memberi obat penenang. Saya pergi pada beberapa hamba-hamba Tuhan untuk didoakan, mereka juga tidak banyak membantu saya, hanya menguatkan saya. Saat saya hampir mati, Tuhan berbicara pada saya, bahwa semua penyebab penyakit saya adalah dosa.

Saya diingatkan bagaimana saya sudah hidup melayani dengan berkhotbah tapi masih hidup didalam dosa. Saya masih merokok, masih suka main judi walau kecil-kecilan, dan berzinah. Saya disadarkan bahwa penyebab penyakit tidak lain adalah dosa, penyakit yang kelihatan melalui gejala-gejala, itu semua karena manifestasi dosa.

Teguran itu membuat saya betul-betul bertobat dan tidak mau main-main lagi, untuk hidup di dalam Tuhan. Saya bertobat dan meninggalkan semua dosa saya yang lama oleh karena anugerahNya. Dua setengah tahun saya mengalami sakit tersebut, setelah saya sungguh-sungguh bertobat, maka sayapun disembuhkan oleh Tuhan Yesus.

Sejak peristiwa itu, dan setelah saya bertobat sungguh-sungguh, Tuhan mulai memberikan saya talenta kesembuhan. Orang-orang yang saya doakan mendapatkan mujizat kesembuhan. Mulai dari keluarga dekat yang saya doakan, mereka semua sembuh secara ajaib, dan berita ini tersebar pada banyak orang, sehingga saya sering dipanggil untuk melayani mujizat kesembuhan. Kalau saya ceritakan semua kesaksian-kesaksian bagaimana orang-orang disembuhkan secara ajaib oleh kuasa Tuhan, tidak akan cukup untuk ditulis disini.

Kalau banyak hamba Tuhan khawatir akan kehilangan jemaat dan tidak lagi disukai orang, saya tidak peduli akan hal itu. Apapun yang Tuhan sampaikan pada saya, itu juga yang saya sampaikan pada orang, saya tidak peduli reaksi mereka menyukai atau tidak pesan tersebut. Yang penting bagi saya adalah, saya sudah melakukan tugas.

Saat melihat apa yang Tuhan perbuat dalam kehidupan saya, sungguh saya terkagum akan kasihnya, bagaimana saya yang sudah begitu berdosa ini tapi ia masih mengampuni saya, mengasihi saya bahkan memberikan talenta sebesar ini. Saya menjadi takut padaNya, bukan karena takut akan penghakimanNya, tapi takut akan kasihNya yang sungguh luar biasa dalam kehidupan saya. Siapalah saya ini, saya tidak pintar, layak ataupun berkenanpun tidak tapi ia melakukan hal-hal ajaib dalam kehidupan saya.

Bila kita ingin mendapatkan mujizat, kuncinya hanya satu jangan ragu. Kita kebanyakan ragu, tidak sungguh percaya, dan mengemukakan banyak alasan dan berargumen itulah yang menjadi penghalang berkat dan mujizat.

Rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera, bukan kecelakaan atau kesakitan. Semua sakit berasal dari si Iblis dan dosa kita. Untuk itu datanglah pada Tuhan Yesus, akuilah semua dosa kita, bertobat dari dosa-dosa tersebut, maka pasti sesuai janji Tuhan, kita akan disembuhkan. Saya bukan asal bicara mengatakan hal ini, saya sudah mengalaminya dan menyaksikannya saat ini. Bila kita melakukan hal itu, mujizat akan nyata menjadi milik kita.

sumber : www.fgbmfi.or.id

Melayani Bangsaku - Letjend. TNI (Purn) Dr. H.B.L. Mantiri


Orang tua saya adalah orang Kristen, bahkan nenek moyang dari ayah saya juga adalah orang Kristen. Tapi banyak saudara saya tidak sungguh-sungguh ‘lahir baru’ seperti yang kita tahu. Mereka masih menggunakan sihir dan dewa-dewa, termasuk ayah saya. Saat ia pindah ke Jakarta, dia tahu bahwa hal itu salah, jadi ia membuang semua jimatnya, dan bertobat. Dan tentu saja setelah itu kami semua masuk pergi kegereja.

Saat kelahiran saya, ibu saya sekarat karena mengalami pendarahan. Dokter mengatakan pada ayah, bahwa hanya salah satu yang bisa diselamatkan sementara yang lainnya akan mati, jadi ayah saya harus membuat pilihan. Dokter bertanya padanya, mana yang dia pilih, ibunya atau bayinya? Ayah saya berkata pada dokter, “Selamatkanlah isteri saya, dan biarkanlah anak saya meninggal.” Dokter melakukannya, dan ternyata saya berhasil bertahan hidup, kami berdua ternyata selamat.

Waktu berusia 10 tahun, kami tinggal disebuah rumah yang sebelahnya ada jurang setinggi 10 meter. Dasar jurang itu adalah sungai kering yang penuh dengan bebatuan. Saat itu saya sedang bermain berlarian dibelakang halaman rumah, berusaha untuk menerbangkan layangan. Karena asyiknya bermain saya tanpa sadar telah ada dipinggir jurang itu dan terperosok jatuh sampai didasarnya. Tapi mujizat terjadi, saya tidak apa-apa, tidak ada satupun tulang yang patah. Sekali lagi Tuhan menolong dan menyelamatkan nyawa saya.

Masa remaja saya adalah seorang pemberontak, bukan dalam pengertian pemberontak sepenuhnya, tapi seorang remaja yang sangat bandel. Ibu saya berpendapat sangat buruk tentang saya pada masa itu. Hal itu terjadi karena saya tinggal disebuah lingkungan yang tidak baik, saya sangat terpengaruh teman-teman yang tidak baik, bahkan menjadi anggota sebuah gank. Saat itu saya hidup jauh sekali dari Tuhan.

Tahun 1955, saat saya dibaptis, saya katakan “Ya” pada Tuhan. Saya menjadi menyadari peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa lalu. Saya seharusnya sudah mati dalam kandungan ibu saya, atau sudah mati jatuh dari ketinggian 10 meter saat masih kecil. Tapi Tuhan terus menyelamatkan saya, dia punya rencana dalam hidup saya. Saat itulah saya memutuskan untuk menyerahkan seluruhnya pada Kristus.

Keluarga kami tidak kaya. Ayah saya adalah seorang yang jujur, dan Tuhan memenuhi semua kebutuhannya. Bahkan Tuhan memampukan Ayah saya untuk menyekolahkan anak-anaknya mengenyam pendidikan disekolah yang sangat mahal, hanya sedikit orang yang bisa sekolah di tempat itu. Itu adalah sebuah sekolah Belanda yang sangat baik. Saya merasa sangat bersyukur akan hal itu.

Setelah lulus SMA ditahun 1959, saya masuk ke akademi militer. Walau ayah baptis saya sangat menginginkan saya untuk menjadi Pendeta dan masuk sekolah Theologi. Namun karena saya sudah terlebih dahulu lulus di ujian masuk Akademi Militer, maka saya meneruskan pendidikan saya di Militer.

Saya bertanya pada Tuhan, “Mengapa ayah baptis saya meminta saya untuk masuk sekolah theologi?”. Kemudian saya baru mengerti, seorang pendeta dari Taiwan yang memberi tahu saya, bahwa Tuhan membutuhkan orang yang melayaninya dalam militer dan pemerintahan.

Saya tidak punya tujuan sedikitpun untuk menjadi Jenderal sejak awal saya masuk dalam kemiliteran. Karena saya tidak mau menyusahkan mereka dengan memasukan saya ke Universitas, yang berarti biaya yang lebih besar lagi. Sejak saya masuk militer, saya tidak butuh apa-apa lagi, bahkan saya tidak butuh pakaian dari orang tua, karena militer dan pemerintahlah yang memenuhi semua kebutuhan dasar saya. Hanya itulah yang ada dalam pikiran saya, tidak mau menyusahkan orang-tua lagi.

Ternyata Tuhan berencana lain, Dia menyertai dalam karir kemiliteran saya dari prajurit hingga Jenderal dengan tiga bintang. Jabatan tertinggi saya dalam kemiliteran adalah Kepala Staf Umum ABRI (1993-1995), dalam otoritas militer saat itu saya adalah orang kedua setelah Panglima ABRI sendiri. Setelah itu saya menjadi duta besar bagi Singapura (1996-1999).

Orang bertanya pada saya rahasia kesuksesan sejauh ini, padahal sebagai minoritas hal tersebut hampir tidak mungkin untuk dicapai. Tentu jawabannya adalah semua ini adalah rencana Tuhan dalam hidup saya. Tapi saya juga punya tips dari ayah saya, tiga kata yang terus diulang-ulangnya pada kami, yang begitu mempengaruhi pikiran saya. Untuk berhasil dalam hidup resepnya:

(1) Jujur

(2) Setia

(3) Rajin.

Menurutnya kalau kita konsentrasi pada tiga kata ini, hidup kita akan berhasil. Sampai hari ini, saya terus memegang tiga kata ini. Dan puji Tuhan, saya telah membuktikan bahwa perkataan ayah saya ini benar.

ASImantiri4Hal itu terbukti dalam karir militer saya, sebagai status minoritas, sangat sulit bertahan dalam kemiliteran, apalagi mendapat pangkat yang tinggi adalah sebuah hal yang hampir mustahil. Namun saya selalu berusaha memberikan yang terbaik, saya bekerja sangat keras. Sebagai seorang perwira saya memiliki banyak pengalaman dalam lapangan. Saya terlibat dalam banyak operasi. Tidak ada teman sekelas atau satu angkatan dapat mengalahkan saya. Mereka menghormati saya karena saya adalah orang yang tegas. Kalau saya bilang “Ya” maka artinya adalah ya, kalau saya bilang “Tidak” maka artinya adalah tidak. Bahkan Presiden Sukarno (presiden pertama RI) pernah memberi saya penghargaan, juga sampai di Presiden Suharto.

Tapi yang terpenting dari semua itu adalah penyertaan Tuhan didalam hidup kita. Dan saya mengalaminya dilapangan dan operasi-operasi yang saya dilibatkan. Salah satunya di Timor-Timur, saya pernah memimpin Batalyon yang kebetulan diperbantukan kepada Brikade 17 Kostrad. Waktu itu kami sama-sama menekel satu sasaran. Musuhnya sama, daerah operasinya sama. Herannya kompi saya tak ada yang luka, Sementara Kompi lain, 13 orang kena tembak. Di situ saya yakin bahwa Tuhan yang tolong saya. Itu mukjizat

Saya memang sudah pensiun jadi prajurit, tapi sekarang saya adalah prajurit Tuhan, dan tidak ada pensiun menjadi prajurit Tuhan. Saya memang sudah berhenti jadi duta besar, tapi tidak pernah ada kata berhenti menjadi dutanya Tuhan.

ASImantiri2Ini pesan saya bagi anak muda, “Lakukanlah yang terbaik, dan Tuhan akan melengkapinya.” Jangan malu atau takut untuk menyatakan bahwa kita adalah orang kristen. Lakukan yang terbaik dimanapun kita ditempatkan, walaupun akan sangat sulit, tapi karena Tuhan dipihak kita, tidak ada yang dapat menghentikan kita.

Herman Bernhard Leopold Mantiri, adalah seorang Purnawirawan Letjend TNI. Selain pernah menjadi National President FGBMFI Indonesia, beliau juga adalah Pimpinan Umum Sinar Harapan, dan juga pemimpin beberapa organisasi lain. Bersama isterinya Ongke Hanna Elia, SH. Beliau berjemaat dan menjadi Majelis di GSJA Betlehem Bogor.

sumber : www.fgbmfi.or.id

Welcome NOTE

Selamat datang pria-pria terbahagia,

Sudah lama ingin tampil dalam media on-line, saat ini tampil dalam bentuk blogg.
Blog ini akan berisi informasi lunch meeting di cempaka mas chapter dan berbagai meeting di tempat lain serta kesaksian-kesaksia pria-pria berbahagia.


Jadwal lunch meeting
Restaurant Parara
Pk. 12.00 setiap Jumat minggu ke 2
RUKO ITC Cempaka mas Blok L no 39

selamat menikmati
FGMBFI cempaka mas chapter